Senin, 06 Oktober 2014

CINTA

CINTA
Malamku takkan seindah dulu kekasih takkan ada lagi,dia telah memilih jodoh pilihan keluarganya yang jauh lebih mapan dan baik, ini salah ku telah mengabaikan mu karena lebih mementingkan kesibukan tanpa ada batas waktu, kulihat Indry begitu cantik ,beruntung sekali lelaki di sebelahnya “Aku berharap kau mendapatkan kebahagiaan dalam hidup mu hari ini dan selamanya Indry semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warohmah”
        “Amin, terimakasih mas Reyhan” sudah 2 tahun lebih aku menjalin kedekatan dengannya tapi aku selalu mengabaikannya , dan tak memberi kepastian hubungan dengannya.Hari-hari ku hanya di temani peralatan-peralatan medis , keramaian penderitaan dan teriakan akan keperihan. Perjalanan ku hanya pekerjaan dan pekerjaan sehingga ku lupa usiaku ini telah beranjak 28 tahun.
       Sungguh aku butuh seorang pendamping “tok tok” suara ketukan pintu memecah lamunan ku “ya masuk“ , “ini dokter ada pasien” saat aku melihat pasien ku ada yang berbeda dengan wanita ini “apa keluhannya mbak?” suaraku sedikit bergetar “akhir-akhir ini saya sering pusing, kemarin saya minum obat penambah darah tapi tak ada perubahan” ucapnya begitu lembut “suster siapkan sphygmomanometer dan jarum suntik”.
        Terik matahari membakar energi aku harus menunggu kendaraan umum di trotoar menuju RS karena motor yang aku kendarai mogok, kemudian aku bertemu dengan temanku yaitu fadil dan dia ingin memperkenalkan aku dengan istri dan anaknya yang berada di masjid, kamipun ke masjid di seberang jalan. Saat bertemu dengan anak dan istrinya aku juga dikenalan dengan teman dari istri fadil namanya Ratna.
      “eh maaf mas reyhan” panggilan itu memberhentikan langkah ku saat ingin melangkah keluar masjid “oh ya ini mas reyhan kan? Dokter di RS islami, ucapnya  ternyata dia adalah pasien yang pernah aku kagumi ketika pertama kali bertemu “ini berarti pertanda bahwa kalian ber 2 jodoh” kata fadil. Malam ini aku begitu gelisah, fadil menelpon ku dia berkata ingin menjodohkan ku dengan ratna,abi ratna mendesak agar segera menikah.
Bahagia bercampur keraguan,keesokan harinya aku di dampingi fadil kerumah ratna dan berbincang-bincang dengan kedua orang tuanya. Seminggu setelah kejadian itu aku beserta keluarga ku kerumah ratna dan meminangnya, lima bulan berlalu aku dan ratna telah sah menjadi sepasang suami istri
tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar