Minggu, 23 November 2014

BELAJAR BERENANG



BELAJAR BERENANG

     Suatu ketika saat umur saya baru berusia 14 tahun dan saya masih duduk di bangku kelas sembilan sekolah menengah pertama, waktu itu saya belum bisa berenang.What?? seharusnya sih,seumur saya sudah bisa berenang, tapi mau gimana lagi?!! Toh itu semua karena saya masih trauma akibat di dorong oleh teman sekelas yang iseng + jail waktu sekolah dasar yang lagi belajar renang.

     Setiap rabu di kelas saya selalu ada jadwal penjaskes, saya masih ingat betul guru yang mengajari saya olahraga namanya adalah ibu upik, selain cantik, ibu upik juga energik dalam urusan olahraga seperti baskes,bola voli,sepak bola,bulu tangkis dan lain sebagainya. Beliau cukup handal dalam hal seperti itu, WOW............. saat itu ibu upik memberikan materi renang, begitu resah saat ibu upik mulai menjelaskan meteri tersebut.

      Begitu takut apabila ibu upik sampai mengatakan akan di adakannya “PRAKTEK”, cukup berdo’a dalam hati semoga saja tidak akan diadakannya praktek. Namun Tuhan berkata lain  ibu upik sudah mengatakan akan diadakannya praktek renang untuk materi yang satu ini, Hahhhh...... o_O semua teman-teman yang sekelas dengan saya begitu senang,gembira sambil bertepuk tangan dan ada juga yang melompat-lompat.

       Sayapun hanya bisa menghela nafas dan pasrah, begitu malang nasib ini -_-  sebenarnya sih saya ingin sekali bolos tak mengikuti praktek kali ini, namun pikiran itu harus saya buang jauh-jauh, karena apa? Untuk materi ini ibu upik akan mengambil nilai tugas ke-1 dengan praktek renang. Minggu depan adalah hari dimana saya harus menjalani praktek renang, tak apalah mungkin ini adalah jalan saya agarbisa berenang.

       Waktu terus bergulir, akhirnya waktu praktek renangpun tiba. Kami semua berangkat dari rumah masing-masing menuju banyu biru yang sudah kami boking oleh kelas kami, ibu upik sudah menunggu saya dan teman-teman, kami semua diwajibkan melakukan pemanasan setelah itu kami diajarkan berenang gaya dada,punggung dll, namun  saya belum berani tapi ibu upik selalu memberikan motivasi.

      Akhirnya sayapun memberanikan diri, awalnya melakukannya dengan perlahan-lahan. Namun saya kurang cepat dalam pengambilan nafas, untung saja ada bu upik yang menolong menarik tangan saya ke atas, kalau tak ada mungkin nyawa saya bisa hilang. Saya terus berusaha dan membuang rasa takut itu, guru dan semua teman menyemangatiku, akhirnya saya pun bisa berenang juga Yeahhhhhh...............

tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar