Sejarah
Pamekasan
Pamekasan
lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Istilah Pamekasan sendiri baru
dikenal pada sekitar sepertiga
abad ke-16, ketika Ronggosukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari Kraton
Labangan Daja ke Kraton Mandilaras. Memang belum cukup bukti
tertulis yang menyebutkan proses perpindahan pusat pemerintahan sehingga
terjadi perubahan nama wilayah ini. Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan
di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang
menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya.
Pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada
abad 15, tidak dapat disangkal bahwa kabupaten ini lahir pada zaman kegelapan
Majapahit yaitu pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit
mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri. Berkaitan dengan sejarah
kegelapan Majapahit tentu tidak bisa dipungkiri tentang kemiskinan data sejarah
karena di Majapahit sendiri telah sibuk dengan upaya mempertahankan bekas
wilayah pemerintahannya yang sangat besar, apalagi saat itu sastrawan-sastrawan
terkenal setingkat Mpu Prapanca dan Mpu Tantular tidak banyak menghasilkan
karya sastra.
Masa
pencerahan sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar paruh kedua abad
ke-16, ketika pengaruh Mataram mulai masuk di Madura, terlebih lagi ketika
Ronggosukowati mulai mereformasi pemerintahan dan pembangunan di wilayahnya.
Bahkan, raja ini disebut-sebut sebagai raja Pertama di Pamekasan yang secara
terang-terangan mulai mengembangkan Agama Islam di kraton dan rakyatnya.
Pada saat itu tenaga kerja Madura
dimanfaatkan sebagai tenaga buruh pada beberapa perkebunan Belanda. Orang-orang
Pamekasan sendiri pada akhirnya banyak hijrah dan menetap di daerah Bondowoso.
Walaupun sisi lain, seperti yang ditulis oleh peneliti Belanda masa Hindia
Belanda telah menyebabkan terbukanya Madura dengan dunia luar yang menyebabkan
orang-orang kecil mengetahui system komersialisasi dan industrialisasi yang
sangat bermanfaat untuk gerakan-gerakan politik masa berikutnya dan muncul
kesadaran kebangsaan.
Perkembangan
Pamekasan, walaupun tidak terlalu banyak bukti tertulis berupa manuskrip
ataupun inskripsi nampaknya memiliki peran yang cukup penting pada pertumbuhan
kesadaran kebangsaan yang mulai berkembang di negara kita pada zaman
Kebangkitan dan Pergerakan Nasional. Banyak tokoh-tokoh Pamekasan yang kemudian
bergabung dengan partai-partai politik nasional yang mulai bangkit seperti
Sarikat Islam dan Nahdatul Ulama diakui sebagai tokoh nasional.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar