Minggu, 30 November 2014

BELAJAR BERSEPEDA



BELAJAR BERSEPEDA

            Akhirnya liburan sekolahpun tiba, saat itu aku di ajak oleh ayah untuk belajar bersepeda, ayah menantangku bisa atau tidak. Jika aku berhasil aku dijanjikan oleh ayah sebuah hadiah, namun tantangan ini sangatlah sulit bagiku, tantangannya adalah aku harus bisa bersepeda dengan dua roda. Whattttt.........?!!! Padahal aku tak bisa menggunakan sepeda roda dua hanya bisa bersepeda dengan roda empat.
            Dua roda di depan dan belakang, dua roda kecil lagi di samping roda besar yang ada di bagian belakang, pagi-pagi sekali, di hari yang cerah dan udara yang begitu sejuk aku sudah siap untuk belajar bersepeda di halaman rumah dengan di temani ayah. Kali ini bukan empat roda melainkan tiga roda, satu roda kecil yang berada di samping sebelah kanan roda besar di lepas.
            Aku begitu takut, namun ayah memberikan ku semangat dan berkata “kamu pasti bisa!!” akupun tersenyum. Ok akhirnya ayah menyuruhku untuk mencobanya, awalnya aku tak mengerti cara menyeimbangkan diri dan hampir saja terjatuh untung saja ada ayah yang menemaniku, ketakutanpun sudah aku rasakan tapi ayah tetap mensuport ku ^_^. Saat aku mengayuh sepeda, ayah memegang sepeda bagian belakang untuk berjaga-jaga agar aku tak jatuh.
            Setelah beberapa kali aku coba ternyata aku bisa, yeay...., eitssss....... tapi masih ada tahap selanjutnya. Setelah ayah sudah yakin bahwa aku bisa, beliau mencopot lagi roda yang ada di samping sebelah kiri, WOW... inilah tantangan yang sesungguhnya, aku harus mencoba bersepeda dengan menggunakan dua roda. Ayah menyuruhku untuk menaiki sepeda itu, aku menggelengkan kepala pertanda bahwa aku tak mau menaikinya, ayah terus mensuportku, akhirnya aku mau menaiki sepada itu.
            Seperti biasanya ayah memegang sepeda di bagian belakang, aku memohon pada ayah agar beliau tak melepaskan pegangannya, saat pertama kali mengayuh sepeda awalnya biasa saat di pertengahan aku terjatuh,coba lagi, jatuh lagi. Namun saat ke tiga kalinya aku memohon pada ayah agar tak melepaskan pegangannya lagi, aku mengatakan itu dengan nada yang hampir menangis dan jengkel pada ayah. Saat mengayuh sepeda untuk yang ke tiga kalinya aku memberanikan diri karena ayah sudah berjanji, dan tak ada kekhawatiran dalam diriku.
            Di pertengahan saat aku mengayuh sepeda, ayah melepaskan pegangannya, mata ku tetap lurus ke depan tak menoleh sedikitpun karna takut jatuh, saat aku berbelok dan melihat ayah sedang tersenyum sambil melambaikan tangan padaku, aku baru sadar bahwa ayah tak menemaniku. Di situ aku benar-benar sangat bahagia karena tak sia-sia aku berlatih sampai terjatuh beberapa kali hingga berdarah, itu pengalaman yang luar biasa, saat itu juga ayah memberikan ku hadiah yeay..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar