MENJADI
PETUGAS UPACARA
Setiap
hari senin pagi biasanya di sekolah di gelar upacara bendera, semua siswa-siswi
berbaris dengan rapi di halaman sekolah. Guru-guru berdiri berjejer di depan,
ada guru yang di daulatkan menjadi pembina upacara, ada pula siswa yang di
daulatkan sebagai petugas upacara, mulai dari pemandu acara atau MC, pemegang
teks pancasila, pemandu lagu, pemimpin upacara, pembaca UUD 1945, pembaca do’a,
pembawa dan pengibar bendera merah-putih.
Masing-masing kelas biasanya mendapat giliran untuk menjadi petugas
upacara setiap hari senin dan kelas paling baik menjadi petugas upacara akan di
umumkan dan mendapat hadiah dari pembina upacara. Menjadi petugas upacara
adalah momen yang begitu mengesankan, petugas upacara biasanya latihan sebelum
tampil, saat itu saya di tunjuk oleh wali kelas sebagai pemandu acara atau
bisadi sebut dengan MC.
Menjadi
suatu kebanggaan tersendiri saat di tunjuk menjadi petugas upacara. Biasanya
pelajar yang di tunjuk sebagai petugas upacara di sekolah akan di cap oleh guru
dan sesama teman sebagai murid yang teladan, namun masih banyak juga yang tidak
mau menjadi petugas upacara saat di tunjuk oleh guru atau wali kelasnya, alasan
mereka adalah malu,takut salah ataupun tidak bisa menghadapi rasa gugupnya saat
tampil di depan.
Padahal
masih banyak hal positifnya ketika menjadi petugas upacara misalnya menguji
mental, melatih kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab yang penuh. Awal
menjadi MC saya begitu gugup takut salah pengucapan malah akan di tertawakan
siswa-siswi lain, rasa resah dan gugup bersatu dengan keringat dingin mengalir
di pelipis, saat berbicara semua mata tertuju pada saya.
Rasa
takut, gugup, dan resah saya buang semua perasaan itu . saya harus percaya diri
dan tampil baik dengan semaksimal mungkin, saya tak mau mengecewakan guru dan
teman-teman saya apalagi sampai mempermalukan. Di awal-awal gugup,
dipertengahan acara sudah mulai tenang dan diakhir upacara berlangsung rasa
gugup pun datang kembali, untung sudah mau selesai kalau tidak, mungkin saya bisa
salah dalam pengucapan kata. Itulah pengalaman pribadi saya saat menjadi
petugas upacara.
tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar